Jumat, 22 Juni 2012

5 (Lima) Syarat Diperbolehkannya berlaku Maksiyat

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bila kita hendak berlaku maksiyat, silahkan saja, namun sebelumnya harap membaca penggalan kisah di bawah ini :

Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabi'ah. Ia meminta nasehat kepada Ibrahim agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya.

Ia berkata, "Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya!"

Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang kuajukan, aku tidak keberatan kau berbuat dosa."

Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar Jahdar balik bertanya, "Apa saja syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?"

"Syarat pertama, jika engkau melaksanakan perbuatan maksiat, janganlah kau memakan rezeki Allah," ucap Ibrahim.

Jahdar mengernyitkan dahinya lalu berkata, "Lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki Allah?"

"Benar," jawab Ibrahim dengan tegas. "Bila engkau telah mengetahuinya, masih pantaskah engkau memakan rezeki-Nya, sementara Kau terus-menerus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintahNYA?"

"Baiklah," jawab Jahdar tampak menyerah. "Kemudian apa syarat yang kedua?"

"Kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kata Ibrahim lebih tegas lagi.

Syarat kedua membuat Jahdar lebih kaget lagi. "Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah?"

"Benar wahai hamba Allah. Karena itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantas memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kau terus berbuat maksiat?" tanya Ibrahim.

"Kau benar Aba Ishak," ucap Jahdar kemudian. "Lalu apa syarat ketiga?" tanya Jahdar dengan penasaran.

"Kalau kau masih bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempar bersembunyi dari-Nya."

Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. "Ya Aba Ishak, nasihat macam apa semua ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"

"Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rezeki-Nya, tinggal di bumi-Nya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya, pantaskah kau melakukan semua itu?" tanya Ibrahim kepada Jahdar yang masih tampak bingung dan terkesima. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabi'ah tidak berkutik dan membenarkannya.

"Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sekarang apa syarat keempat?"

"Jika malaikat maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh."

Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukannya selama ini. Ia kemudian berkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin semua itu aku lakukan."

"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari murka Allah?"

Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasihat kepada lelaki itu.

"Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat nanti, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah!"

Lelaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasihatnya. Ia menangis penuh penyesalan. Dengan wajah penuh sesal ia berkata, "Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah."


Wallohu A'lam bil Muro'dhi..

Disadur dari Postingan Mujahid Dakwah

Selasa, 12 Juni 2012

5 (Lima) Langkah Menuju Pernikahan

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Ada 5 (lima) langkah menuju proses pernikahan bila kita merujuk kepada Rukun Islam. Ini bukan sebuah
hukum ataupun aturan yang harus berlaku, namun hal ini merupakan langkah yang insya ALLOH bilamana dilakukan ataupun dijalankan tidak akan melanggar syar'i.

Langkah Pertama : Syahadah (Persaksian)
Merupakan langkah awal dalam sebuah proses adalah pernyataan atau persaksian. Menyatakan diri siap untuk memulai pernikahan, siap untuk mulai mengarungi bahtera rumah tangga, siap untuk melakukan ibadah yang akan menggenapkan Dien. Dan yang tidak kalah penting adalah siap dengan segala pemahaman mengenai pernikahan.
Persaksian di awal ini merupakan tolak ukur apa yang akan dilakukan kelak. Bilamana pernikahan kelak karena ALLOH, maka apapun yang akan terjadi harus dapat dijalankan sesuai syariat yang telah ALLOH tentukan.
Bilamana melakukan sesuatu yang sudah diluar batas syariat, maka kembali kepada persaksian, apakah pernikahan ini karena ALLOH ataukah karena selainNYA? Dan apapun yang akan dipilih dan dilakukan semua akan kembali kepada diri. Baikkah atau burukkah semuanya akan kembali, tidak ada sedikitpun celah yang lolos dari pantauan dan hisab.

Langkah Kedua : Sholat (Mendo'akan)
Setelah ada ikrar dan pernyataan kesiapan, lanjutkan pada proses selanjutnya, yaitu Mendo'akan. Yakinlah bahwa setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan dan sudah dipastikan bahwa setiap manusia itu sudah ditentukan jodoh yang akan mengiringinya.
Bukankah ALLOH yang memberikan pasangan untuk makhlukNYA? Bukankah makhluk tidak dapat menyatukan sedikitpun hati bila ALLOH tidak ada kehendak?
Maka dari itu, Panjatkan do'a dalam kekhusyu'an. Mintalah kepada ALLOH untuk segera mendekatkan pendamping hidup yang terbaik dari hambaNYA.
Namun yakinlah bahwa manusia itu ada kadarnya. Yang baik akan mendapatkan yang baik, begitupun sebaliknya. Bilamana lantunan do'a karena rasa kecilnya dan lemahnya selemah-lemahnya makhluk, Insya ALLOH akan diberikan yang terbaik untuk kita.
Setelah mendapatkan, ingatlah sebuah pesan "Pasanganmu adalah manusia biasa, bukan Malaikat yang selalu benar dan bukan pula Syaithon yang selalu salah."

Langkah Ketiga : Zakat (Berbagi/Mensucikan)
Setelah berdo'a, dilanjutkan dengan berbagi dan mensucikan. Maksudnya adalah perbaiki diri sehingga mendapatkan sesuatu yang baik pula.
Proses Muhasabah adalah disyari'atkan untuk menyongsong masa depan dalam keberuntungan. Semakin bersih, semakin berkurang kesalahan, dan semakin berat timbangan amal serta semakin ringan timbangan dosa pada hisab kelak
Selain mensucikan diri, mulailah terbiasa dengan saling berbagi. Karena kelak setelah jodoh itu dipertemukan dalam mahligai rumah tangga, mestilah sering berbagi. Mulai dari makanan yang sedikit, harus berbagi. Uang yang sedikit, mesti berbagi, dan banyak hal yang tidak boleh dimakan sendiri. Bagilah dengan pasangan hidupmu, karena dialah penyempurna Dienmu dan dialah teman perjalananmu, serta dialah penentu syurga atau neraka kelak.

Langkah Keempat : Shaum (Menahan Diri)
Setelah terbiasa dengan berbagi dan memperbaiki diri, dilanjutkan proses selanjutnya. Menahan diri. Maksudnya adalah walaupun sudah kebelet ingin segera menikah, janganlah mengobral diri dengan cara yang diharamkan. Tahanlah diri dan kesucian dalam naungan Islam.
Bila sudah mendapatkan calon pasangan hidup, khitbahlah dia dan tetaplah dalam keadaan menahan diri dari perbuatan maksiyat yang menjauhkan diri dari ridho ALLOH.
Ikhtilath, Kholwat, jauhi dan jangan sampai dilakukan. Bukankah ketika ada dua orang lawan jenis yang bukan mukhrimnya bersamaan, maka yang ketiga adalah Syetan. Berarti tidak ada ALLOH disana. Walau apapun yang dibicarakan, walau apapun yang dibahas, syariat tetap menjaga hal tersebut.
Jadi janganlah kita menggugurkan kebaikan yang hakiki hanya karena kenikmatan semu yang hanya sesaat. dan sepanjangnya dalam keadaan merugi.. Na'udzubillaah..

Langkah Kelima : Haji (Ibadah Besar)
Kita lanjutkan dengan langkah terakhir, yaitu ibadah besar atau ibadah akbar, yaitu Walimatun Nikah. Apabila sudah mapan dan mampu dalam segala hal, baik langkah pertama hingga langkah keempat, lanjutkanlah dengan walimatunnikah. Karena inilah yang merupakan puncak dari proses penantian.
Namun perlu diingat, bahwa Nikah bukan hanya puncak dari penantian, akan tetapi gerbang awal perjalanan mengarungi samudra kehidupan. Bilamana langkah pertama hingga langkah keempat dijalani, insya ALLOH semua dapat dihadapi dengan kesabaran dan ketegaran.
Pada awal mula pernikahan, akan merasa bingung dan salting dalam bertindak, karena yang biasanya ketika tidur seorang diri bertemankan guling dan selimut, namun kini.. ada seseorang lain yang selalu diharapkan kehadirannya dalam untaian do'a disiang maupun malam yang turut merebahkan diri dalam hamparan yang sama. Tanpa rasa takut ada yang mergoki ataupun takut akan sebuah dosa, tanpa rasa khawatir dia kan hilang ketika mata terbuka. Dia ada dan akan selalu ada untuk mengarungi bahtera bersamamu.
Mengarungi bahtera rumah tangga, sudah tidak dilalui dalam kesendirian, namun ada orang lain yang menyertai. Ingatlah bahwa ada orang lain yang turut serta dalam kehidupanmu. Ingatlah bahwa kau tidak lagi seorang diri. Ingatlah..
Demikian lima langkah dalam menyongsong pernikahan. Al-Haq Mirrobbika (Kebenaran itu berasal dari ROBB mu). Semoga ALLOH senantiasa melindungi kebersihan dan kesucian kita, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah.

Wallohu A'lam Bishshowwab
Alhamdulillaahirobbil'aalamiin..

Senin, 11 Juni 2012

Kenapa???

Kenapa kau bertanya Kenapa???
Kenapa muncul pertanyaan Kenapa???
Kenapa tidak bisa menjawab pertanyaan Kenapa???

Kenapa???
Karena kita tidak tahu maksud dari Kenapa..

Kenapa???
Karena kita tidak mau mempelajari Kenapa..

Kenapa???
Apakah karena kita terlalu buta untuk mempelajarinya???

Kenapa???
Apakah karena kita terlalu lamban untuk memulainya???

Kenapa???
Karena kita terlalu jauh dari seharusnya..

Kenapa???
Karena kita merasa terlalu pintar untuknya..

Kenapa???
Karena kita terlalu bodoh untuk menolaknya..

Kenapa???
Karena kita punya sesuatu yang lebih darinya..

Kenapa???
Karena kita keliru dalam memahaminya..

Kenapa???
Karena kita terbuai oleh bujuk rayu selainnya..

Hmmm.. Miris...

Senin, 04 Juni 2012

Rasa Maluku

Aku Malu..

Ingin ku meminta, namun aku malu karena kurangnya rasa mengaduku..
Ingin ku mengadu, namun aku malu karena kurangnya rasa cintaku..
Ingin kukatakan cinta, namun aku malu karena kurangnya rasa rinduku..
Ingin kukatakan rindu, namun aku malu karena kurangnya rasa ingatku..
Ingin kukatakan ingat, namun aku malu karena kurangnya ketaatanku..
Ingin kukatakan taat, namun aku malu karena seringnya kemaksiatanku..

Seandainya..ENGKAU bukan TUHAN YANG MAHA PENGASIH..
Pastilah KAU Acuhkan aku..
Seandainya ENGKAU bukan TUHAN YANG MAHA PENYAYANG..
Pastilah KAU abaikan aku..
Seandainya ENGKAU bukan TUHAN YANG MAHA CINTA..

Pastilah KAU hinakan aku..
Seandainya ENGKAU bukan TUHAN YANG MAHA RINDU..
Pastilah KAU lupakan aku..
Seandainya ENGKAU BUKAN TUHAN YANG MAHA ADIL..
Pastilah KAU berikan hukuman kepadaku..
Seandainya ENGKAU bukanTUHAN YANG MAHA SEMPURNA..
Pastilah KAU timpakan azab kepadaku..


Namun..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA SEMPURNA..
Sehingga KAU menungguku untuk tingkatkan ketaatanku..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA ADIL..
Sehingga KAU menantiku untuk selalu mengingatMU..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA RINDU
Sehingga KAU menungguku tuk selalu merinduMU..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA CINTA
Sehingga KAU menantiku tuk tingkatkan rasa cintaku..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA PENYAYANG..
Sehingga KAU menungguku mengadu kepadaMU..
ENGKAU TUHAN YANG MAHA PENGASIH..
Sehingga KAU menantiku untuk selalu minta kepadaMU..


Lemahkanlah rasa cintaku terhadap selainMU sehingga tumbuh subur rasa cintaku kepadaMU..
Kuatkanlah rasa cintaku kepadaMU sehingga tiada selainMU dihati ku..
Inilah pengharapan dari hamba yang mendamba cintaMU..
Kabulkanlah Yaa ALLOH wahai TUHAN YANG MAHA MENGABULKAN..
Aamiin.. ALLOHUMMA Aamiin..

Selasa, 01 Mei 2012

Syair Untuk Istriku

Layung Senja di ufuk barat..
Terlihat indah namun semu..
Karena keindahan layung senja..
Masih kalah indah dengan senyumanmu..
Duhai istriku...

Layung Senja penuh warna kehidupan..
Goresan warna sarat akan makna..
Tanda Surya kan tenggelam..
Memasuki dunia kegelapan..
Tempat kita tuk pejamkan mata..

Beda dengan sebuah senyumanmu..
Tergores indah dalam bibirmu..
Menambah warna indah dalam hidupku..
Yang berjalan dalam kebersamaanmu..
Duhai kekasihku.. Duhai Ibu Anakku.. Duhai Istri tercintaku...

Kamis, 19 April 2012

Seuntai Kisah Hidupku

Adalah seuntai kisah hidup manusia
Mulai dari tiada kemudian menjadi ada
Setelah ada akhirnya pun tiada
Seiring waktu hidup di dunia
Nyata namun ternyata sangatlah fana

Dimulai ketika Ruh ditiupkan ke dalam sulbi
Terdapat Bai’at dan janji yang suci
Akan kekuasaan YANG MAHA TINGGI
Untuk bekal di alam dunia ini
Hingga akhir bertemu pemilik diri

Kubuka helai demi helai kalamMU
Kubaca huruf demi huruf kalimah cintaMU
Tak faham memang apa bacaanku
Namun demi keingintahuanku
Kubaca dan kucoba mencari tahu

Setelah kubaca dan kupelajari
Barulah kini kumengerti
Tentang makna yang selama ini kucari
Bukan tanpa kehendak sesuatu pasti terjadi
Terdapat kuasa besar di alam ini

Kini baru ku sadar dan terbangun dari tidur yang panjang
Kusadari mengapa hidupku selama ini hampa
Semua karena ku tertipu janji manis dunia
Hingga lupa akan kampung akhirat
Yang jelas nyata kan kekal selamanya