Selasa, 12 Juni 2012

5 (Lima) Langkah Menuju Pernikahan

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Ada 5 (lima) langkah menuju proses pernikahan bila kita merujuk kepada Rukun Islam. Ini bukan sebuah
hukum ataupun aturan yang harus berlaku, namun hal ini merupakan langkah yang insya ALLOH bilamana dilakukan ataupun dijalankan tidak akan melanggar syar'i.

Langkah Pertama : Syahadah (Persaksian)
Merupakan langkah awal dalam sebuah proses adalah pernyataan atau persaksian. Menyatakan diri siap untuk memulai pernikahan, siap untuk mulai mengarungi bahtera rumah tangga, siap untuk melakukan ibadah yang akan menggenapkan Dien. Dan yang tidak kalah penting adalah siap dengan segala pemahaman mengenai pernikahan.
Persaksian di awal ini merupakan tolak ukur apa yang akan dilakukan kelak. Bilamana pernikahan kelak karena ALLOH, maka apapun yang akan terjadi harus dapat dijalankan sesuai syariat yang telah ALLOH tentukan.
Bilamana melakukan sesuatu yang sudah diluar batas syariat, maka kembali kepada persaksian, apakah pernikahan ini karena ALLOH ataukah karena selainNYA? Dan apapun yang akan dipilih dan dilakukan semua akan kembali kepada diri. Baikkah atau burukkah semuanya akan kembali, tidak ada sedikitpun celah yang lolos dari pantauan dan hisab.

Langkah Kedua : Sholat (Mendo'akan)
Setelah ada ikrar dan pernyataan kesiapan, lanjutkan pada proses selanjutnya, yaitu Mendo'akan. Yakinlah bahwa setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan dan sudah dipastikan bahwa setiap manusia itu sudah ditentukan jodoh yang akan mengiringinya.
Bukankah ALLOH yang memberikan pasangan untuk makhlukNYA? Bukankah makhluk tidak dapat menyatukan sedikitpun hati bila ALLOH tidak ada kehendak?
Maka dari itu, Panjatkan do'a dalam kekhusyu'an. Mintalah kepada ALLOH untuk segera mendekatkan pendamping hidup yang terbaik dari hambaNYA.
Namun yakinlah bahwa manusia itu ada kadarnya. Yang baik akan mendapatkan yang baik, begitupun sebaliknya. Bilamana lantunan do'a karena rasa kecilnya dan lemahnya selemah-lemahnya makhluk, Insya ALLOH akan diberikan yang terbaik untuk kita.
Setelah mendapatkan, ingatlah sebuah pesan "Pasanganmu adalah manusia biasa, bukan Malaikat yang selalu benar dan bukan pula Syaithon yang selalu salah."

Langkah Ketiga : Zakat (Berbagi/Mensucikan)
Setelah berdo'a, dilanjutkan dengan berbagi dan mensucikan. Maksudnya adalah perbaiki diri sehingga mendapatkan sesuatu yang baik pula.
Proses Muhasabah adalah disyari'atkan untuk menyongsong masa depan dalam keberuntungan. Semakin bersih, semakin berkurang kesalahan, dan semakin berat timbangan amal serta semakin ringan timbangan dosa pada hisab kelak
Selain mensucikan diri, mulailah terbiasa dengan saling berbagi. Karena kelak setelah jodoh itu dipertemukan dalam mahligai rumah tangga, mestilah sering berbagi. Mulai dari makanan yang sedikit, harus berbagi. Uang yang sedikit, mesti berbagi, dan banyak hal yang tidak boleh dimakan sendiri. Bagilah dengan pasangan hidupmu, karena dialah penyempurna Dienmu dan dialah teman perjalananmu, serta dialah penentu syurga atau neraka kelak.

Langkah Keempat : Shaum (Menahan Diri)
Setelah terbiasa dengan berbagi dan memperbaiki diri, dilanjutkan proses selanjutnya. Menahan diri. Maksudnya adalah walaupun sudah kebelet ingin segera menikah, janganlah mengobral diri dengan cara yang diharamkan. Tahanlah diri dan kesucian dalam naungan Islam.
Bila sudah mendapatkan calon pasangan hidup, khitbahlah dia dan tetaplah dalam keadaan menahan diri dari perbuatan maksiyat yang menjauhkan diri dari ridho ALLOH.
Ikhtilath, Kholwat, jauhi dan jangan sampai dilakukan. Bukankah ketika ada dua orang lawan jenis yang bukan mukhrimnya bersamaan, maka yang ketiga adalah Syetan. Berarti tidak ada ALLOH disana. Walau apapun yang dibicarakan, walau apapun yang dibahas, syariat tetap menjaga hal tersebut.
Jadi janganlah kita menggugurkan kebaikan yang hakiki hanya karena kenikmatan semu yang hanya sesaat. dan sepanjangnya dalam keadaan merugi.. Na'udzubillaah..

Langkah Kelima : Haji (Ibadah Besar)
Kita lanjutkan dengan langkah terakhir, yaitu ibadah besar atau ibadah akbar, yaitu Walimatun Nikah. Apabila sudah mapan dan mampu dalam segala hal, baik langkah pertama hingga langkah keempat, lanjutkanlah dengan walimatunnikah. Karena inilah yang merupakan puncak dari proses penantian.
Namun perlu diingat, bahwa Nikah bukan hanya puncak dari penantian, akan tetapi gerbang awal perjalanan mengarungi samudra kehidupan. Bilamana langkah pertama hingga langkah keempat dijalani, insya ALLOH semua dapat dihadapi dengan kesabaran dan ketegaran.
Pada awal mula pernikahan, akan merasa bingung dan salting dalam bertindak, karena yang biasanya ketika tidur seorang diri bertemankan guling dan selimut, namun kini.. ada seseorang lain yang selalu diharapkan kehadirannya dalam untaian do'a disiang maupun malam yang turut merebahkan diri dalam hamparan yang sama. Tanpa rasa takut ada yang mergoki ataupun takut akan sebuah dosa, tanpa rasa khawatir dia kan hilang ketika mata terbuka. Dia ada dan akan selalu ada untuk mengarungi bahtera bersamamu.
Mengarungi bahtera rumah tangga, sudah tidak dilalui dalam kesendirian, namun ada orang lain yang menyertai. Ingatlah bahwa ada orang lain yang turut serta dalam kehidupanmu. Ingatlah bahwa kau tidak lagi seorang diri. Ingatlah..
Demikian lima langkah dalam menyongsong pernikahan. Al-Haq Mirrobbika (Kebenaran itu berasal dari ROBB mu). Semoga ALLOH senantiasa melindungi kebersihan dan kesucian kita, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah.

Wallohu A'lam Bishshowwab
Alhamdulillaahirobbil'aalamiin..

1 komentar:

  1. Terus terang speechless dengan masalah pernikahan. Seorang Asma Nadia banyak menulis buku yang membuat merinding tentang pernikahan. Walau wanita, tapi tetap banyak melakukan perjalanan dakwah dengan cara yang menurutku cerdas atau fathanah. Ringan, mendidik tapi tidak terasa menggurui.

    Seorang temanku punya istri yang karena pemahaman Islam yang berbeda, istrinya jarang keluar rumah.

    Sepupuku bersuamikan direktur tambang batubara mengumpulkan teman-temannya untuk belajar tafsir Al Qur'an di Bogor, di sanalah awal aku belajar tafsir secara serius. Sepupuku orangnya aktif kemana-mana mengantar anaknya sendiri, menyetir sendiri.

    Temanku yang lain, suaminya selalu berusaha mengantar kemana dia pergi, kalo tidak sanggup istrinya diantar dengan supir.

    Terus terang bicara soal pernikahan di luar jangkauanku lagi. Yang kupikirkan saat ini menjadi seorang yang mandiri, bisa menghidupi diri sendiri. Dan terus mempelajari Islam

    Tidak ada yang aku doakan... laki-laki aku kenal yang mencoba mendekatiku akhirnya hanya menyakiti hatiku...

    Kuserahkan jiwaku hanya pada Allah... berserah diri pada Allah. Sangat ingin dekat ke Baitullah, walaupun sendirian tanpa pendampingpun akan kujalani...

    #Maafcurhatbanget

    BalasHapus